Jumat, 12 November 2010

khutbah idul adha 2010, MENJADI TAULADAN UNTUK PRIBADI DAN KELUARGA

الله أكبر الله أكبر !
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله اكبر الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله الذى جَعَلُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَه طَبِيْبَةُ ,أشهد أن لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شريك له,

وأشهد أن محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ وقَائِدِ المجاهدين نبيِّنا وشفيعِنا وقُرَّةِ أَعْيُنِنَا محمدٍ وعلى آله وصحبه وأنصاره وجُنُوْدِهِ ومَنْ أَحْيَى سُنَّتَهُ وَسَلَكَ سَبِيْلَهُ

ونَهَجَ مَنْهَجَهُ وجاهَدَ فى اللهِ حَقَّ جهادِهِ إلى يوم الدين

أما بعد فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله



Kita panjatkan syukur kehadirat Allah swt, atas seluruh nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kita semua. Salam dan shalawat teruntuk Nabi kita Muhammad saw, segenap keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang istiqomah di jalan Islam, mereka yang selalu menyerukan dakwah hingga hari kiamat.

Jamaah sekalian, pada hari ini lebih dari 1 juta ummat Islam sedang menjalankan ibadah Haji di Tanah Suci dan pada saat yang bersamaan kita berada disini sedang menjalankan ibadah shalat Idhul Adha dan berkurban. Kebersamaan ibadah ini bukan suatu kebetulan, melainkan kita telah diikat oleh ajaran yang satu, aqidah yang satu. Kegiatan ibadah haji ini bukanlah kegiatan yang baru, dia merupakan kegiatan napak tilas Abina Ibrahim as. Untuk itu, pada kesempatan khotbah Id hari ini saya ingin memberikan topik khutbah yaitu

SIFAT HALIM SEBAGAI VISI KELUARGA NABI IBRAHIM
untuk menjadi teladan bagi pribadi dan keluarga sukses.

Harapannya, agar kita semua akan mampu menyiapkan generasi Islam, generasi Abina Ibrahim, sehingga mampu memunculkan pemuda-pemuda seperti Nabi Ismail as yang disebut sebagai Ghulamin Halim dalam Al Quran.

KEBERHASILAN UJIAN KELUARGA IBRAHIM DAN HIKMAH BERKURBAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Keteladan Ibrahim puluhan tahun sepeninggalnya jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia, masih berduyun-duyun menapak jejak perjuangan dan pengorbanannya. Sebagai penegak tauhid Ibrahim yakin bahwa, setiap perintah Allah swt adalah kebenaran. Hanya dengan mengikuti petunjukkanya manusia akan selamat dari kehancuran. Termasuk kita yang ada disini, setiap tahun kita berkurban, sebagai simbul keberhasilan perjuangan Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as. Ada beberapa hikmah yang kita ambil dalam peristiwa keluarga Ibrahim as, yaitu:

Pertama, Pesan Tauhid
Sejumlah agama berhala biasa mengorbankan manusia untuk menyembah tuhan mereka. Dengan diselamtkan Ismail Allah menunjukkan, bahwa Islam sangat menjujung tinggi martabat manusia. Tidak mungkin manusia meninggikan asmanya dengan membinasakan sesamanya. Sehingga dalam beribadah kita dilarang menyimpang dari fitrah manusia itu sendiri.

Kedua, Pesan konsistensi dengan prinsip dalam hidup
Ibrahim telah mampu meletakan struktur pemikiran dan filosofi yang kuat dalam diri dan keluarganya, yaitu bahwa setiap perintah Allah swt adalah kebenaran. Demi perintah Alah, Ibrahim mampu meninggalkan istri dan anaknya di padang tandus. Ibrarahim mampu menyembelih putranya Ismail. Istiqomah adalah konsistennya seseorang dengan sebuah prinsip dalam kurun waktu yang panjang.

Firman Allah dalam QS Ali Imran: 102

Yaa ayuhaladzina aamanutaqullaha haqqa tuqaatih, wallaa tamuutunna illa wa antum muslimun.

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadanya, dan janganlah mati kecuali dalam keadaan Islam (kosistenlah di jalan Allah hingga kemaatianmu).

Ketiga, Pesan Perjuangan
Darah adalah simbul perjuangan. Kaum papa harus terus berjuang untuk meningkatkan izzah dan martabat kehidupannya, mereka tidak boleh terus menerus menggantungkan diri pada belas kasihan orang lain. Untuk itu, semua orang harus terus menerus mengembangkan potensi dirinya dalam memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akherat. Kita harus memiliki prinsip hidup, bahwa tidak ada kemenangan tanpa perjuangan dan kerja keras.

Keempat, Pesan Sosial
Ibadah kurban merupakan sunah muakat bagi orang yang mampu. Berkurban merupakan salah satu jembatan penyambung rasa antara kaum berada dengan kaum dhuafa. Kaum beradapun tidak boleh berhenti untuk membantu perjuangan kaum papa, sehingga hidupnya mandiri. Jika kaum berada kaum papa sudah melangkah bersama, maka secara perlahan kecemburuan sosial akan sirna. Kita harus mampu meningkatkan kepekaan sosial dalam membentuk keluarga dan masyarakat yang islami.

SIFAT HALIM YANG MELEKAT PADA KELUARGA NABI IBRAHIM (VISI KELUARGA)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Mari kita melihat bagaimana pribadi nabi Ibrahim as dan keluarganya yang agung sehingga mampu melewati ujian besar dari Allah dan patut dicontoh oleh seluruh ummat manusia. Firman Allah swt dalam QS Al Mumtahanah: 4:

Qad kaanat lakum uswatun hasanah fii Ibraahiim waladziina ma’ahu.

Sungguh pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya terdapaat suri tauladan yang baik bagi kalian.

Ada beberapa pribadi Ibrahim yang direkam dalam Al quran, sehingga beliau sebagai suri tauladan yang Agung, yaitu:

Pertama, Pribadi Nabi Ibrahim as yang haliim (penyantun), yaitu sebagaimana firman Allah swt dalam QS At taubah: 114:

Inna Ibrahiima la-awwaatun haliim.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seseorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Kedua, Doa orang tua dan karakter putranya Ismail sebagai pemuda yang halim (lembut) yaitu sebagaimana firman Allah swt dalam QS Ash Shaaffaat: 101:

Rabbi hablii minashsholihiin. Fabasysyarnaahu bighulaamin haliim.

Yaa Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yag sholeh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat shabar (nabi Ismail as).

Ketiga, Sifat Halim merupakan asma Allah yang Agung, yaitu sebagaimana dalam firman Allah swt dalam QS Ali Imran : 155.

Inallaha ghafurun haliim.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Juga firman Allah dalam QS. An Nisaa: 12

Wallahu ‘aliimun haliim

Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun.

Jadi kalau kita lihat beberapa ayat tadi, sifat halim yang mulia itu merupakan struktur berfikir dan karakter keluarga Ibrahim yang dalam. Kita melihat adanya kesamaan pandangan, sifat, karakter, filosofi dalam diri ayah dan anak, inilah keluarga yang memiliki visi bersama. Untuk menggapai keberhasilan kita perlu memeiliki sifat halim, yaitu lembut hati, peka dengan masalah sosial, cerdas emosionalnya. Bahkan Allah menyatukan sifat halim dengan alim. Jadi untuk dapat sukses kita memerlukan kecerdasan otak dan kecerdasan bathin, atau orang menyebut sebagai cerdas secara emosional (EQ-emotional quotient) dan cerdas secara intelektual (IQ- intellectual quotient). Kesuksesan Ibrahim dalam berjuang ditambah lagi dengan kelurusan aqidah (SQ-spiritual quotient), yaitu petunjuk dan kebenaran hakiki dari Allah swt. Kesuksesan Ibrahim juga didukung kesiapan fisik (PQ-physical quotient), sehingga mampu berjuang dan menghancurkan berhala-berhala.

KARAKTER DASAR PRIBADI DAN KELUARGA SUKSES MASA DEPAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Bagaimana karaketer dasar untuk pribadi dan keluarga yang sukses pada masa depan nanti. Makna demensi masa depan menurut seorang muslim dapat berupa dunia dan akherat.

Kehidupan dunia pada masa depan diramalkan oleh para ahli, yaitu akan lebih sulit dari kondisi sekarang. Semakin sulitnya masa depan disebabkan karena beberapa alasan, yaitu: sifat kompetisi yang semakin tinggi (competition), perubahan yang tidak menentu (uncertainty), kompleksitas permasalahan sosial masyarakat (complexcity), sehingga kehidupan penuh dengan tantangan (challenge).

Hanya dengan kesiapan yang matang, maka kita dapat merubah kondisi masa depan tersebut menjadi peluang (opportunities) yang lebih baik, yaitu peluang dan kemudahan untuk dunia dan akherat.

Allah berfirman dalam QS. Alam Nasyrah: 6

Inna ma ’al ‘usri yusraa

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Jadi untuk membuat pribadi dan keluarga yang sukses pada masa depan, maka kita harus mampu merubah kendala dan hambatan menjadi peluang. Untuk itu kita harus menyiapkan diri dan keluarga kita dengan empat hal yang utama, yaitu dari aspek spiritual, emosional, intelektual dan fisik. Dengan persiapan 4 hal yang utama tersebut, yaitu spiritual, emosional, intelektual dan fisik, maka pribadi atau keluarga akan mampu melihat kondisi masa depan dengan baik, mengenal pola perubahan, memiliki pengetahuan kultural, memiliki landasan fleksibilitas dan luwes, memiliki visi dan energi, membangun kecerdasan dan mengetahui nilai-nilai global.

Kita berharap berharap, semoga pemimpin-pemimpin , serta rakyat di negeri ini memiliki karakter yang berkualitas. Dan semoga Allah swt segera mengganti para pemimpin kita yang tidak berkualitas, khususnya memiliki kerusakan moral.

Jamaah sekalian,

Keluarga yang akan sukses pada masa depan adalah keluarga yang dibangun di atas tatanan spiritual yang mapan, sehingga berkumpulnya suami, istri dan anak tidak hanya dalam dimensi dunia saja. Pertemuan mereka akan berlanjut dalam nostalgia di syurga dengan keridhaan Allah swt. Suami harus mampu mengarahkan keluargaanya ke arah yang lebih baik, istri mampu memberikan ketaatan kepada suami dan Allah swt, anak sholeh sebagai invenstasi dunia dan akherat bagi orang tuanya. Seluruh komponen keluarga hendaknya memiliki visi dan misi yang satu. Hadirnya keterbukaan dan komunikasi empatik adalah kunci untuk mendapatkan jalinan, saling ketergantungan yang menguntungkan. Sinergi adalah ukhuwah yang memberikan berkah.

MENCETAK KELUARGA ISLAM UNTUK MASA DEPAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Keluarga adalah struktur terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga adalah benteng terakhir untuk membentuk masyarakat yang berkualitas. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk membentuk keluarga yang islami pada masa depan, yaitu:

Hendaknya setiap anggota keluarga selalu memperbaharui orientasi segala aktifitasnya hanya karena Allah semata. Hanya dengan kelurusan aqidah, Kelembutan hati dan kecerdasan intelektual keluarga akan berada dalam kondisi yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Mari kita satukan seluruh potensi ummat dan keluarga agar tidak terpecah belah. Perpecahan ummat dan keluarga justru akan melemahkan kekuatan kita sendiri. Jangan mudah dibakar semangat tanpa menggunakan hati nurani.

Mari kita tingkatkan dari kesalehan pribadi menuju kesalehan masyarakat. Kita tegakkan Islam kedalam sendi-sendi kehidupan kita.

Waspadailah dengan janji-janji manis dari manausia dan syaithan yang menjerumuskan kita dalam lembah maksiat, dosa dan kehinaan.

Mari kita membentengi keluarga dan masyarakat kita dengan dakwah. Semua harus bergerak untuk menegakkan kalimat Allah sebelum terjadinyaa kerusakan yang lebih parah dalam kondisi masyarakat kita. Cukup sedih kita mendengar penggunaan narkotika, pelacuran dan perkosaan dikalangan remaja, perjudian.

MENCETAK GENERASI GHULAMIN HALIM PADA ABAD 21

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Sekarang giliran saya ingin menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda dan siapa saja yang terlibat dalam menyiapkan para pemuda. Apakah itu orang tua, guru, murabbi, pendidik. Pemuda adalah aset masa depan, jika tidak kita siapkan maka generasi kita akan putus. Jika pemuda islam tidak disiapkan dengan baik, maka sangat mungkin ummat akan terhinakan pada masa yang akan datang. Pesan saya adalah:

Selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. Meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita. Pelajarilah islam dan tidak ekstrim pada pendapat seseorang. Tidak figuritas dan taqlid tanpa ilmu. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan aqidah yang lurus (salimul aqidah).

Hormatilah orang yang telah berjasa kepada Anda, yaitu orang tua, guru dan pendidik Anda. Carilah pendamping dalam pengembangan spiritual anda. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan akhlaq yang baik (mathi’nul khuluq).

Kembangkanlah ketrampilan belajar (learning skills). Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang membaca cepat (reading skill), mendengar, mengumpulkan data dan observasi. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan wawasan yang luas (mustaqoful fikri)

Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang berfikir kritis dan kreatif (critical/ analytical thinking and creative thinking), kemampuan mengingat (building memory), imajinasi kreatif dan berfikir positif dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran. Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang berbicara didepan umum, menulis dan membuat konsep.

Kembangkanlah ketrampilan untuk hidup (life skills). Keadaan hidup pada masa depan semakin sulit, sehingga kita harus memiliki ketrampilan untuk dapat bertahan dalam hidup dengan segala kondisi yang mungkin terjadi (survival). Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan hidup berupa kemampuan untuk memotivasi diri anda sendiri, sifat gigih, tekun, ulet dan sabar. Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan hidup tentang cara mengambil keputusan, ketrampilan belajar untuk belajar, ketrampilan memecahkan masalah. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kemampuan mencari rizqi (kodirun ‘alal kasbi) , sehingga kita dapat layak hidup di dunia dengan baik.

Katakan TIDAK terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang. Jauhkan perjudian dan perzinaan, sesungguhnya pepatah mengatakan “ an nafsu kaana tiflun”, bahwa nafsu itu seperti anak kecil (nafsu tidak ada puasnya). JAGALAH KESEHATAN PRIBADI ANDA. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kesehatan dan kekuatan badan kita (qowiyul jism)

Ciptakan visi pribadi dan ciptakan rasa kebutuhan yang banyak untuk dapat menggerakkan hidup anda. Penuhi fikiran anda dengana konsep dan rasa ingin tahu, semua itu sangat berguna untuk menyelesaikan problem hidup. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kemampuan mengatur kehidupan kita (munadzom fii syu’nihi).

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Kemajuan identik dengan pengorbanan. Kualitas identik dengan profesionalisme. Produktifitas idetik dengan waktu dan sumber daya. Kekayaan identitik dengan investasi. Kemenagan mesti diraih dengan beramal, bekerja dan komitmen yang konsisten (istiqomah). Kemenangan tidaklah datang dengan tiba-tiba.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Jamaah sekalian yang berbahagia,

Rasulullah saw bersabda, ada 2 sebab sehingga biji mata manusia tidak disentuh (diharamkan) dari api neraka. Yaitu mata yang menangis karena Allah dan mata yang bergadang karena berjihad di jalan Allah. Bahkan seorang ulam mengatakan, jika kamu tidak dapat menangis karena Allah, maka bersedih dan menangislah karena kamu tidak dapat menangis karena Allah.

Diakhir khotbah ini, marilah kita tundukan mata dan hati kita dihadapan Allah swt. Dengan diiringi penghayatan akan siksa neraka dan lemahnya diri ini. Dengan keharuan yang mendalam dalam dada kita dan kebersihan hati. Semoga Allah memberikan keberkahan yang banyak kepada kita pada pagi hari ini. Semoga suasana alam dan benda ini menjadi saksi akan doa kita kepada Allah swt. Semoga malaikat yang hadir juga menguatkan doa kita.

Yaa Allah Ya Rahman, Ya Rahiim, Ya Jabbar, Ya ‘Alimun haliim. Ya Azizul Hakim. Allahuma salim ‘ ala sayyidina Mumammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajimain.

Ya Allah kami yang hadir di sini adalah hambamu yang dhoif, banyak kekurangan dan penuh dengan dosa dan kesalahan. Yaa Allah kami mohon kepadaMu, dengan rahmatMU yang meliputi segala sesuatu, dengan kekuasaanMU yang dengannya Engkau taklukan segala sesuatu.

Ya Allah, kami berlindung atas cahaya robbaniMu, yang memenuhi segala sesuatu, kekuasaanMu yang mengatasi segala sesuatu, ilmuMu yang mencakup segala sesuatu. Wahai Nur, wahai yang Maha Awal dan segala yang awal, wahai Maha Akhir dari segala yang akhir.

Ampunillah dosa-dosa kami yang mendatangkan bencana,

Ampunillah dosa-dosa kami yang merusak karunia,

Ampunillah dosa-dosa kami yang menahan doa,

Ya ampunilah dosa kedua orang tua kami, kasihanilah beliau sebagaimana beliau mengasihi kami sewaktu kecil. Ya Allah, sungguh belum bayak jasa kedua orang tua kami.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami, khususnya yang sudah meninggal dunia. Terangilah kuburnya, lapangkalah kuburnya, ya Allah jadikan doa kami saat ini menjadi penyejuk ruhnya ruh orang tua kami di kubur,

Yaa Allah, janganlah engkau azab kedua orang tua kami, disebabkan karena maksiat dan dosa –dosa dari putra-putrinya. Yaa , Allah, sungguh dari permintaan kami yang paling dalam, semoga Engkau ampuni dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, jika mereka sewaktu hidup tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman akan agama ini sebagaimana kami fahami saat ini. Yaa Allah , engkaulah maha pengampun .

Ya Allah, jadikanlah keluarga kami menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah, yaitu sebuah keluarga yang selalu engkau berikan cahaya , petunjuk dan kasih sayang dalam keluarga kami. Jauhkanlah kami dari perselisihan, saling mencari kesalahan, serta mudahkanlah kami dalam menyelesaikan persolan hidup kami.

Ya Allah, jadikanlah putra-putri kami menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehat.

Yaa Allah, izinkanlah kami untuk bertemu kembali dengan seluruh orang tua kami, dan saudara kami untuk bertemu kembali di syurgamu dengan penuh keridhoan.

Jadikan negri ini negri yang berkah, berikan kepada kami pemimpin yang berkualitas dan bijak, tidak memihak kepada kebathilan atau egois dengan dirinya sendiri, tidak mengumpulkan harta dan haus kekuasaan, sementara rakyatnya kelaparan, menderita, serta malapetaka ada dimana-mana.

ya Allah jadikan negri ini, seperti negri Madinah sewaktu Rasulullah memimpinnya, sebuah negri yang aman, makmur dan semua orang meras tenang

MENJADI TAULADAN UNTUK PRIBADI DAN KELUARGA

الله أكبر الله أكبر !
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله اكبر الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله الذى جَعَلُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَه طَبِيْبَةُ ,أشهد أن لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شريك له,

وأشهد أن محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ وقَائِدِ المجاهدين نبيِّنا وشفيعِنا وقُرَّةِ أَعْيُنِنَا محمدٍ وعلى آله وصحبه وأنصاره وجُنُوْدِهِ ومَنْ أَحْيَى سُنَّتَهُ وَسَلَكَ سَبِيْلَهُ

ونَهَجَ مَنْهَجَهُ وجاهَدَ فى اللهِ حَقَّ جهادِهِ إلى يوم الدين

أما بعد فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله



Kita panjatkan syukur kehadirat Allah swt, atas seluruh nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kita semua. Salam dan shalawat teruntuk Nabi kita Muhammad saw, segenap keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang istiqomah di jalan Islam, mereka yang selalu menyerukan dakwah hingga hari kiamat.

Jamaah sekalian, pada hari ini lebih dari 1 juta ummat Islam sedang menjalankan ibadah Haji di Tanah Suci dan pada saat yang bersamaan kita berada disini sedang menjalankan ibadah shalat Idhul Adha dan berkurban. Kebersamaan ibadah ini bukan suatu kebetulan, melainkan kita telah diikat oleh ajaran yang satu, aqidah yang satu. Kegiatan ibadah haji ini bukanlah kegiatan yang baru, dia merupakan kegiatan napak tilas Abina Ibrahim as. Untuk itu, pada kesempatan khotbah Id hari ini saya ingin memberikan topik khutbah yaitu

SIFAT HALIM SEBAGAI VISI KELUARGA NABI IBRAHIM
untuk menjadi teladan bagi pribadi dan keluarga sukses.

Harapannya, agar kita semua akan mampu menyiapkan generasi Islam, generasi Abina Ibrahim, sehingga mampu memunculkan pemuda-pemuda seperti Nabi Ismail as yang disebut sebagai Ghulamin Halim dalam Al Quran.

KEBERHASILAN UJIAN KELUARGA IBRAHIM DAN HIKMAH BERKURBAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Keteladan Ibrahim puluhan tahun sepeninggalnya jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia, masih berduyun-duyun menapak jejak perjuangan dan pengorbanannya. Sebagai penegak tauhid Ibrahim yakin bahwa, setiap perintah Allah swt adalah kebenaran. Hanya dengan mengikuti petunjukkanya manusia akan selamat dari kehancuran. Termasuk kita yang ada disini, setiap tahun kita berkurban, sebagai simbul keberhasilan perjuangan Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as. Ada beberapa hikmah yang kita ambil dalam peristiwa keluarga Ibrahim as, yaitu:

Pertama, Pesan Tauhid
Sejumlah agama berhala biasa mengorbankan manusia untuk menyembah tuhan mereka. Dengan diselamtkan Ismail Allah menunjukkan, bahwa Islam sangat menjujung tinggi martabat manusia. Tidak mungkin manusia meninggikan asmanya dengan membinasakan sesamanya. Sehingga dalam beribadah kita dilarang menyimpang dari fitrah manusia itu sendiri.

Kedua, Pesan konsistensi dengan prinsip dalam hidup
Ibrahim telah mampu meletakan struktur pemikiran dan filosofi yang kuat dalam diri dan keluarganya, yaitu bahwa setiap perintah Allah swt adalah kebenaran. Demi perintah Alah, Ibrahim mampu meninggalkan istri dan anaknya di padang tandus. Ibrarahim mampu menyembelih putranya Ismail. Istiqomah adalah konsistennya seseorang dengan sebuah prinsip dalam kurun waktu yang panjang.

Firman Allah dalam QS Ali Imran: 102

Yaa ayuhaladzina aamanutaqullaha haqqa tuqaatih, wallaa tamuutunna illa wa antum muslimun.

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadanya, dan janganlah mati kecuali dalam keadaan Islam (kosistenlah di jalan Allah hingga kemaatianmu).

Ketiga, Pesan Perjuangan
Darah adalah simbul perjuangan. Kaum papa harus terus berjuang untuk meningkatkan izzah dan martabat kehidupannya, mereka tidak boleh terus menerus menggantungkan diri pada belas kasihan orang lain. Untuk itu, semua orang harus terus menerus mengembangkan potensi dirinya dalam memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akherat. Kita harus memiliki prinsip hidup, bahwa tidak ada kemenangan tanpa perjuangan dan kerja keras.

Keempat, Pesan Sosial
Ibadah kurban merupakan sunah muakat bagi orang yang mampu. Berkurban merupakan salah satu jembatan penyambung rasa antara kaum berada dengan kaum dhuafa. Kaum beradapun tidak boleh berhenti untuk membantu perjuangan kaum papa, sehingga hidupnya mandiri. Jika kaum berada kaum papa sudah melangkah bersama, maka secara perlahan kecemburuan sosial akan sirna. Kita harus mampu meningkatkan kepekaan sosial dalam membentuk keluarga dan masyarakat yang islami.

SIFAT HALIM YANG MELEKAT PADA KELUARGA NABI IBRAHIM (VISI KELUARGA)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Mari kita melihat bagaimana pribadi nabi Ibrahim as dan keluarganya yang agung sehingga mampu melewati ujian besar dari Allah dan patut dicontoh oleh seluruh ummat manusia. Firman Allah swt dalam QS Al Mumtahanah: 4:

Qad kaanat lakum uswatun hasanah fii Ibraahiim waladziina ma’ahu.

Sungguh pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya terdapaat suri tauladan yang baik bagi kalian.

Ada beberapa pribadi Ibrahim yang direkam dalam Al quran, sehingga beliau sebagai suri tauladan yang Agung, yaitu:

Pertama, Pribadi Nabi Ibrahim as yang haliim (penyantun), yaitu sebagaimana firman Allah swt dalam QS At taubah: 114:

Inna Ibrahiima la-awwaatun haliim.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seseorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Kedua, Doa orang tua dan karakter putranya Ismail sebagai pemuda yang halim (lembut) yaitu sebagaimana firman Allah swt dalam QS Ash Shaaffaat: 101:

Rabbi hablii minashsholihiin. Fabasysyarnaahu bighulaamin haliim.

Yaa Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yag sholeh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat shabar (nabi Ismail as).

Ketiga, Sifat Halim merupakan asma Allah yang Agung, yaitu sebagaimana dalam firman Allah swt dalam QS Ali Imran : 155.

Inallaha ghafurun haliim.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Juga firman Allah dalam QS. An Nisaa: 12

Wallahu ‘aliimun haliim

Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun.

Jadi kalau kita lihat beberapa ayat tadi, sifat halim yang mulia itu merupakan struktur berfikir dan karakter keluarga Ibrahim yang dalam. Kita melihat adanya kesamaan pandangan, sifat, karakter, filosofi dalam diri ayah dan anak, inilah keluarga yang memiliki visi bersama. Untuk menggapai keberhasilan kita perlu memeiliki sifat halim, yaitu lembut hati, peka dengan masalah sosial, cerdas emosionalnya. Bahkan Allah menyatukan sifat halim dengan alim. Jadi untuk dapat sukses kita memerlukan kecerdasan otak dan kecerdasan bathin, atau orang menyebut sebagai cerdas secara emosional (EQ-emotional quotient) dan cerdas secara intelektual (IQ- intellectual quotient). Kesuksesan Ibrahim dalam berjuang ditambah lagi dengan kelurusan aqidah (SQ-spiritual quotient), yaitu petunjuk dan kebenaran hakiki dari Allah swt. Kesuksesan Ibrahim juga didukung kesiapan fisik (PQ-physical quotient), sehingga mampu berjuang dan menghancurkan berhala-berhala.

KARAKTER DASAR PRIBADI DAN KELUARGA SUKSES MASA DEPAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Bagaimana karaketer dasar untuk pribadi dan keluarga yang sukses pada masa depan nanti. Makna demensi masa depan menurut seorang muslim dapat berupa dunia dan akherat.

Kehidupan dunia pada masa depan diramalkan oleh para ahli, yaitu akan lebih sulit dari kondisi sekarang. Semakin sulitnya masa depan disebabkan karena beberapa alasan, yaitu: sifat kompetisi yang semakin tinggi (competition), perubahan yang tidak menentu (uncertainty), kompleksitas permasalahan sosial masyarakat (complexcity), sehingga kehidupan penuh dengan tantangan (challenge).

Hanya dengan kesiapan yang matang, maka kita dapat merubah kondisi masa depan tersebut menjadi peluang (opportunities) yang lebih baik, yaitu peluang dan kemudahan untuk dunia dan akherat.

Allah berfirman dalam QS. Alam Nasyrah: 6

Inna ma ’al ‘usri yusraa

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Jadi untuk membuat pribadi dan keluarga yang sukses pada masa depan, maka kita harus mampu merubah kendala dan hambatan menjadi peluang. Untuk itu kita harus menyiapkan diri dan keluarga kita dengan empat hal yang utama, yaitu dari aspek spiritual, emosional, intelektual dan fisik. Dengan persiapan 4 hal yang utama tersebut, yaitu spiritual, emosional, intelektual dan fisik, maka pribadi atau keluarga akan mampu melihat kondisi masa depan dengan baik, mengenal pola perubahan, memiliki pengetahuan kultural, memiliki landasan fleksibilitas dan luwes, memiliki visi dan energi, membangun kecerdasan dan mengetahui nilai-nilai global.

Kita berharap berharap, semoga pemimpin-pemimpin , serta rakyat di negeri ini memiliki karakter yang berkualitas. Dan semoga Allah swt segera mengganti para pemimpin kita yang tidak berkualitas, khususnya memiliki kerusakan moral.

Jamaah sekalian,

Keluarga yang akan sukses pada masa depan adalah keluarga yang dibangun di atas tatanan spiritual yang mapan, sehingga berkumpulnya suami, istri dan anak tidak hanya dalam dimensi dunia saja. Pertemuan mereka akan berlanjut dalam nostalgia di syurga dengan keridhaan Allah swt. Suami harus mampu mengarahkan keluargaanya ke arah yang lebih baik, istri mampu memberikan ketaatan kepada suami dan Allah swt, anak sholeh sebagai invenstasi dunia dan akherat bagi orang tuanya. Seluruh komponen keluarga hendaknya memiliki visi dan misi yang satu. Hadirnya keterbukaan dan komunikasi empatik adalah kunci untuk mendapatkan jalinan, saling ketergantungan yang menguntungkan. Sinergi adalah ukhuwah yang memberikan berkah.

MENCETAK KELUARGA ISLAM UNTUK MASA DEPAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Keluarga adalah struktur terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga adalah benteng terakhir untuk membentuk masyarakat yang berkualitas. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk membentuk keluarga yang islami pada masa depan, yaitu:

Hendaknya setiap anggota keluarga selalu memperbaharui orientasi segala aktifitasnya hanya karena Allah semata. Hanya dengan kelurusan aqidah, Kelembutan hati dan kecerdasan intelektual keluarga akan berada dalam kondisi yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Mari kita satukan seluruh potensi ummat dan keluarga agar tidak terpecah belah. Perpecahan ummat dan keluarga justru akan melemahkan kekuatan kita sendiri. Jangan mudah dibakar semangat tanpa menggunakan hati nurani.

Mari kita tingkatkan dari kesalehan pribadi menuju kesalehan masyarakat. Kita tegakkan Islam kedalam sendi-sendi kehidupan kita.

Waspadailah dengan janji-janji manis dari manausia dan syaithan yang menjerumuskan kita dalam lembah maksiat, dosa dan kehinaan.

Mari kita membentengi keluarga dan masyarakat kita dengan dakwah. Semua harus bergerak untuk menegakkan kalimat Allah sebelum terjadinyaa kerusakan yang lebih parah dalam kondisi masyarakat kita. Cukup sedih kita mendengar penggunaan narkotika, pelacuran dan perkosaan dikalangan remaja, perjudian.

MENCETAK GENERASI GHULAMIN HALIM PADA ABAD 21

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Sekarang giliran saya ingin menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda dan siapa saja yang terlibat dalam menyiapkan para pemuda. Apakah itu orang tua, guru, murabbi, pendidik. Pemuda adalah aset masa depan, jika tidak kita siapkan maka generasi kita akan putus. Jika pemuda islam tidak disiapkan dengan baik, maka sangat mungkin ummat akan terhinakan pada masa yang akan datang. Pesan saya adalah:

Selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. Meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita. Pelajarilah islam dan tidak ekstrim pada pendapat seseorang. Tidak figuritas dan taqlid tanpa ilmu. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan aqidah yang lurus (salimul aqidah).

Hormatilah orang yang telah berjasa kepada Anda, yaitu orang tua, guru dan pendidik Anda. Carilah pendamping dalam pengembangan spiritual anda. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan akhlaq yang baik (mathi’nul khuluq).

Kembangkanlah ketrampilan belajar (learning skills). Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang membaca cepat (reading skill), mendengar, mengumpulkan data dan observasi. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan wawasan yang luas (mustaqoful fikri)

Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang berfikir kritis dan kreatif (critical/ analytical thinking and creative thinking), kemampuan mengingat (building memory), imajinasi kreatif dan berfikir positif dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran. Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan belajar tentang berbicara didepan umum, menulis dan membuat konsep.

Kembangkanlah ketrampilan untuk hidup (life skills). Keadaan hidup pada masa depan semakin sulit, sehingga kita harus memiliki ketrampilan untuk dapat bertahan dalam hidup dengan segala kondisi yang mungkin terjadi (survival). Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan hidup berupa kemampuan untuk memotivasi diri anda sendiri, sifat gigih, tekun, ulet dan sabar. Yakinkan anda telah memiliki ketrampilan hidup tentang cara mengambil keputusan, ketrampilan belajar untuk belajar, ketrampilan memecahkan masalah. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kemampuan mencari rizqi (kodirun ‘alal kasbi) , sehingga kita dapat layak hidup di dunia dengan baik.

Katakan TIDAK terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang. Jauhkan perjudian dan perzinaan, sesungguhnya pepatah mengatakan “ an nafsu kaana tiflun”, bahwa nafsu itu seperti anak kecil (nafsu tidak ada puasnya). JAGALAH KESEHATAN PRIBADI ANDA. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kesehatan dan kekuatan badan kita (qowiyul jism)

Ciptakan visi pribadi dan ciptakan rasa kebutuhan yang banyak untuk dapat menggerakkan hidup anda. Penuhi fikiran anda dengana konsep dan rasa ingin tahu, semua itu sangat berguna untuk menyelesaikan problem hidup. Semoga Allah swt memberkahi kita dengan kemampuan mengatur kehidupan kita (munadzom fii syu’nihi).

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Kemajuan identik dengan pengorbanan. Kualitas identik dengan profesionalisme. Produktifitas idetik dengan waktu dan sumber daya. Kekayaan identitik dengan investasi. Kemenagan mesti diraih dengan beramal, bekerja dan komitmen yang konsisten (istiqomah). Kemenangan tidaklah datang dengan tiba-tiba.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد, معاشر المسلمين رحمكم الله

Jamaah sekalian yang berbahagia,

Rasulullah saw bersabda, ada 2 sebab sehingga biji mata manusia tidak disentuh (diharamkan) dari api neraka. Yaitu mata yang menangis karena Allah dan mata yang bergadang karena berjihad di jalan Allah. Bahkan seorang ulam mengatakan, jika kamu tidak dapat menangis karena Allah, maka bersedih dan menangislah karena kamu tidak dapat menangis karena Allah.

Diakhir khotbah ini, marilah kita tundukan mata dan hati kita dihadapan Allah swt. Dengan diiringi penghayatan akan siksa neraka dan lemahnya diri ini. Dengan keharuan yang mendalam dalam dada kita dan kebersihan hati. Semoga Allah memberikan keberkahan yang banyak kepada kita pada pagi hari ini. Semoga suasana alam dan benda ini menjadi saksi akan doa kita kepada Allah swt. Semoga malaikat yang hadir juga menguatkan doa kita.

Yaa Allah Ya Rahman, Ya Rahiim, Ya Jabbar, Ya ‘Alimun haliim. Ya Azizul Hakim. Allahuma salim ‘ ala sayyidina Mumammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajimain.

Ya Allah kami yang hadir di sini adalah hambamu yang dhoif, banyak kekurangan dan penuh dengan dosa dan kesalahan. Yaa Allah kami mohon kepadaMu, dengan rahmatMU yang meliputi segala sesuatu, dengan kekuasaanMU yang dengannya Engkau taklukan segala sesuatu.

Ya Allah, kami berlindung atas cahaya robbaniMu, yang memenuhi segala sesuatu, kekuasaanMu yang mengatasi segala sesuatu, ilmuMu yang mencakup segala sesuatu. Wahai Nur, wahai yang Maha Awal dan segala yang awal, wahai Maha Akhir dari segala yang akhir.

Ampunillah dosa-dosa kami yang mendatangkan bencana,

Ampunillah dosa-dosa kami yang merusak karunia,

Ampunillah dosa-dosa kami yang menahan doa,

Ya ampunilah dosa kedua orang tua kami, kasihanilah beliau sebagaimana beliau mengasihi kami sewaktu kecil. Ya Allah, sungguh belum bayak jasa kedua orang tua kami.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami, khususnya yang sudah meninggal dunia. Terangilah kuburnya, lapangkalah kuburnya, ya Allah jadikan doa kami saat ini menjadi penyejuk ruhnya ruh orang tua kami di kubur,

Yaa Allah, janganlah engkau azab kedua orang tua kami, disebabkan karena maksiat dan dosa –dosa dari putra-putrinya. Yaa , Allah, sungguh dari permintaan kami yang paling dalam, semoga Engkau ampuni dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, jika mereka sewaktu hidup tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman akan agama ini sebagaimana kami fahami saat ini. Yaa Allah , engkaulah maha pengampun .

Ya Allah, jadikanlah keluarga kami menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah, yaitu sebuah keluarga yang selalu engkau berikan cahaya , petunjuk dan kasih sayang dalam keluarga kami. Jauhkanlah kami dari perselisihan, saling mencari kesalahan, serta mudahkanlah kami dalam menyelesaikan persolan hidup kami.

Ya Allah, jadikanlah putra-putri kami menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehat.

Yaa Allah, izinkanlah kami untuk bertemu kembali dengan seluruh orang tua kami, dan saudara kami untuk bertemu kembali di syurgamu dengan penuh keridhoan.

Jadikan negri ini negri yang berkah, berikan kepada kami pemimpin yang berkualitas dan bijak, tidak memihak kepada kebathilan atau egois dengan dirinya sendiri, tidak mengumpulkan harta dan haus kekuasaan, sementara rakyatnya kelaparan, menderita, serta malapetaka ada dimana-mana.

ya Allah jadikan negri ini, seperti negri Madinah sewaktu Rasulullah memimpinnya, sebuah negri yang aman, makmur dan semua orang meras tenang

Kamis, 11 November 2010

HIKMAH IBADAH QURBAN

OLEH ; MOH. SAFRUDIN

Pengertian Kurban

Kurban berasal dari bahasa Arab Qaraba-Yaqribu-Qurbanan artinya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut istilah ialah ibadah bagi ummat Islam yang berupa perintah penyembelian binatang piaraan dengan syarat tertentu dengan tujuan mendapat ridha Allah SWT.



Sejarah Kurban



Sejarah pelaksanaan kurban adalah sejak di jaman Nabi Adam a.s. yaitu kedua putra beliau yang bernama Khobil dan Habil yang karena berebut calon istri maka keduanya diperintahkan berkurban untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan wanita yang diperebutkan itu.



Berikutnya adalah apa yang terjadi di jaman Nabi Ibrohim a.s. yaitu pada saat diperintah oleh Allah melalui mimpinya untuk menyembeli putranya yang bernama Ismail sebagai ujian kecintaannya kepada Allah SWT.



Di jaman nabi Muhammad SAW. Kurban tidak lagi anak atau dirinya tetapi kurban hanyalah menyembeli seekor binatang piaraan.

Pelaksanaan Kurban

Pelaksanaan kurban pada jaman Nabi Adam yaitu dengan mengeluarkan hasil kerjanya yaitu yang petani mengeluarkan hasil pertaniannya yang terdiri dari buah-buahan hasil panen, sedangkan yang peternak mengeluarkan hasil peternakannya yang baik. (QS. Al-Maidah; 27)



Pada Jaman Nabi Ibrohim a.s. beda lagi yaitu berkurban dengan apa yang paling dicintainya. Karena pada saat itu yang paling dicintai oleh Ibrohim adalah putranya yang bernama Ismail, maka Allah memerintahkan untuk menyembeli Ismail (putranya) tersebut. Walaupun pada akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor kambing gibas. (QS. As-Shaffat; 102-107).



Dijaman Nabi Muhammad SAW. Beda lagi, kurban diperintahkan berupa penyembelian binatang ternak (onta, sapi, dan kambing) sebagaimana firman Allah surat Al Hajji ayat 34.



Hikmah Ibadah Kurban

Adapun hikmah ibadah Kurban antara lain adalah :

1. Sebagai bentuk penyembelian ketuhanan/tuhan-tuhan selain Allah SWT. Karena diakui atau tidak manusia itu sudah berikrar didalam rahim akan menuhankan Allah satu-satunya. Tetapi dalam kenyataan kita temukan masih banyak manusia yang disamping menuhankan Allah juga menuhankan yang selain Dia. Ada orang yang menuhankan matahari, bulan, bintang,lautan, gunung, pohon-pohon, batu bahkan menuhankan manusia/dirinya sendiri.



2. Sebagai ibadah dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Yaitu ujian ketaatan terhadap perintah Allah, sesungguhnya manusia itu diberi oleh Allah nikmat yang banyak sekali. Dengan disertai perintah ibadah yang sedikit sekali. Sehari-semalam waktu yang diberikan adalah 24 jam tetapi Allah hanya memerintahkan kepada manusia melaksanakan shalat lima kali sehari. Kalau satu kali shalat itu memerlukan waktu 5 menit X 5 = 25 menit saja . tidak sampai setengah jam. Demikian pula kalau manusia diberi rejeki Allah Rp. 100 juta, Allah hanya memerintahkan membayar zakat 2,5 juta / 2,5% saja. Dalam satu tahun 360 hari Allah hanya memerintahkan puasa wajib 30 hari saja. Tetapi masih banyak manusia yang tidak mematuhi perintah Allah itu.



3. Sebagai ujian kecintaan kita kepada Allah jika dibandingkan dengan cinta kita kepada selainnya. Ya.. ibaratnya Ibrohim punya Ismail, yaitu sesuatu yang sangat dicintainya. Maka kita juga punya ismail yang lain. Ada yang sangat mencintai harta, kedudukan bahkan seorang wanita sehingga apapun yang diperintahkan oleh yang dicintainya itu akan dilaksanakan. Sebaliknya ketika diperintah oleh Allah yang tidak begitu dicintainya ya.. ogah-oga melaksanakannya. Maka ketika kita diminta untuk berkurban, akan teruji cinta kita kepada ismail kita itu. Nah sebagai seorang Ismail maka dia diuji untuk mengurbankan dirinya. masaaLlah rasanya berat sekali. Contoh ketika kita ditodong dijalan untuk menyerahkan sejumlah uang atau akan dibunuh, hamper pasti kita akan serahkan uang itu asal kita tidak dibunuh.



Maasiral Muslimina Rahimakumullah

Maka jika kita kaitkan dengan situasi dan kondisi saat ini, hikmah kurban itu sungguh sangat besar sekali. Yaitu di saat negeri kita sedang terpuruk, ekonomi sedang bangkrut, kemanusiaan kita sedang kecut dan kehidupan politik yang carut marut. serta terhadap larangan agama sudah tidak takut. Adalah sangat tepat jika kita memahami hikmah kurban ini sehingga muncullah dalam jiwa kita tekat untuk :

- Berani meninggalkan semua bentuk penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid.

- Beribadah sesuai dengan apa yang diperintahkan sebagai wujud iman dan takwa kita termasuk ibadah-ibadah social .

- Berbahagia menerima nikmat dari Allah serta sabar dalam menjalani ujian Allah. Karena kecintaan kita kepada-Nya.

- Siap berkurban ketika diminta oleh Allah, kurban apa saja yaitu harta, benda, keluarga bahkan jiwa raga kita demi cinta kita kepada Allah SWT.



Inilah rasanya yang kita butuhkan saat ini, semoga kita adalah orang yang pertama dan terdepan yang berani mengambil hikmah ibadah kurban itu. Aamiin.

HAKEKAT DAN MAKNA IBADAH QURBAN

OLEH: MOH.SAFRUDIN




Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah (الأضحية) yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.

Mempersembahkan persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an disebutkan Qurtubi meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga ia menolak untuk melakukan pernikahan itu dan berharap bisa menikahi saudari kembarnya yang cantik. Lalu mereka sepakat untuk mempersembahkan qurban kepada Allah, siapa yang diterima qurbannya itulah yang akan diambil pendapatnya dan dialah yang benar di sisi Allah. Qabil mempersembahkan seikat buah-buahan dan habil mempersembahkan seekor domba, lalu Allah menerima qurban Habil.

Qurban ini juga dikenal oleh umat Yahudi untuk membuktikan kebenaran seorang nabi yang diutus kepada mereka, sehingga tradisi itu dihapuskan melalui perkataan nabi Isa bin Maryam.Tradisi keagamaan dalam sejarah peradaban manusia yang beragam juga mengenal persembahan kepada Tuhan ini, baik berupa sembelihan hewan hingga manusia. Mungkin kisah nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya adalah salah satu dari tradisi tersebut.

Dalam al-Qur'an dikisahkan:

37. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

37. 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

37. 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

37. 105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.

37. 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

37. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Sesudah nyata kesabaran dan keta'atan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing).

Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.

Persembahan suci dengan menyembelih atau mengorbankan manusia juga dikenal peradaban Arab sebelum Islam. Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul Mutalib, kakek Rasululluah, pernah bernadzar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu jatuhlah undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah. Mendengar itu kaum Quraish melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul Mutalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta. Karena kisah ini pernah suatu hari seorang badui memanggil Rasulullah "Hai anak dua orang sembelihan" beliau hanya tersenyum, dua orang sembelihan itu adalah Ismail dan Abdullah bin Abdul Mutalib.

Begitu juga persembahan manusia ini dikenal oleh tradisi agama pada masa Mesir kuno, India, Cina, Irak dan lainnya. Kaum Yahudi juga mengenal qurban manusia hingga Masa Perpecahan. Kemudian lama-kelamaan qurban manusia diganti dengan qurban hewan atau barang berharga lainnya. Dalam sejarah Yahudi, mereka mengganti qurban dari menusia menjadi sebagian anggota tubuh manusia, yaitu dengan hitan. Kitab injil penuh dengan cerita qurban. Penyaliban Isa menurut umat Nasrani merupakan salah satu qurban teragung. Umat Katolik juga mengenal qurban hingga sekarang berupa kepingan tepung suci. Pada masa jahilyah Arab, kaum Arab mempersembahkan lembu dan onta ke Ka'bah sebagai qurban untuk Tuhan mereka.

Ketika Islam turun diluruskanlah tradisi tersebut dengan ayat Allah:5. 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram [390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya [391], dan binatang-binatang qalaa-id [392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.

Islam mengakui konsep persembahan kepada Allah berupa penyembelihan hewan, namun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bersih dari unsur penyekutuan terhadap Allah. Islam memasukkan dua nilai penting dalam ibadah qurban ini, yaitu nilai historis berupa mengabadikan kejadian penggantian qurban nabi Ibrahim dengan seekor domba dan nilai kemanusiaan berupa pemberian makan dan membantu fakir miskin pada saat hari raya. Dalam hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah ditanyai "untuk aapa sembelihan ini?" belian menjawab: "Ini sunnah (tradisi) ayah kalian nabi Ibrahim a.s." lalu sahabat bertanya:"Apa manfaatnya bagi kami?" belau menjawab:"Setiap rambut qurban itu membawa kebaikan" sahabat bertanya: "Apakah kulitnya?" beliau menjawab: "Setiap rambut dari kulit itu menjadi kebaikan".

Qurban juga ditujukan untuk memberi makan jamaah haji dan penduduk Makkah yang menunaikan ibadah haji. Dalam surah al-Hajj ditegaskan"

22. 34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).Begitu juga dijelaskan:

22. 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [985]. "Unta yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.

22. 28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak [987]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. [986]. "Hari yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. [987].

Dalil-dalil qurban:

1. Firman Allah dalam surah al-Kauthar: "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah". Ayat ini boleh dijadikan dalil disunnahkannya qurban dengan asumsi bahwa ayat tersebut madaniyyah, karena ibadah qurban mulai diberlakukan setelah beliau hijrah ke Madinah.

2. Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a.:"Rasulullah berqurban dengan dua ekor domba gemuk bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau dengan membaca bismillah dan takbir, beliau menginjakkan kakinya di paha domba".

Hukum Qurban:

1. Mayoritas ulama terdiri antar lain: Abu Bakar siddiq, Uamr bin Khattab, Bilal, Abu Masud, Said bin Musayyab, Alqamah, Malik, Syafii Ahmad, Abu Yusuf dll. Mengatakan Qurban hukumnya sunnah, barangsiapa melaksanakannya mendapatkan pahala dan barang siapa tidak melakukannya tidak dosa dan tidak harus qadla, meskipun ia mampu dan kaya.Qurban hukumnya sunnah kifayah kepada keluarga yang beranggotakan lebih satu orang, apabila salah satu dari mereka telah melakukannya maka itu telah mencukupi. Qurban menjadi sunnah ain kepada keluarga yang hanya berjumlah satu orang. Mereka yang disunnah berqurban adalah yang mempunyai kelebihan dari kebutuhan sehari-harinya yang kebutuhan makanan dan pakaian.

2. Riwayat dari ulama Malikiyah emngatakan qurban hukumnya wajib bagi mereka yang mampu.

Adakah nisab qurban?

Para ulama berbeda pendapat mengenai ukuran seseorang disunnahkan melakukan qurban. Imam Hanafi mengatakan barang siapa mempunyai kelebihan 200 dirham atau memiliki harta senilai itu, dari kebutuhan tinggal, pakaian dan kebutuhan dasarnya.

Imam Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia bisa membelinya dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari hutang yang ia mampu membayarnya.

Imam Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu qurban adalah apabila ia mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak memerlukan uang tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama setahun. Apabila tahun itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak disunnahkan berqurban.

Imam Syafii mengatakan: ukuran mampu adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.

Keutamaan qurban:

1. Dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Amal yang paling disukai Allah pada hari penyembelihan adalah mengalirkan darah hewan qurban, sesungguhnya hewan yang diqurbankan akan datang (dengan kebaikan untuk yang melakukan qurban) di hari kiamat kelak dengan tanduk-tanduknya, bulu dan tulang-tulangnya, sesunguhnya (pahala) dari darah hewan qurban telah datang dari Allah sebelum jatuh ke bumi, maka lakukanlah kebaikan ini". (H.R. Tirmidzi).

2. Hadist Ibnu Abbas Rasulullah bersabda:"Tiada sedekah uang yang lebuh mulia dari yang dibelanjakan untuk qurban di hari raya Adha"(H.R. Dar Qutni).

Waktu penyembelihan Qurban

Dari Jundub r.a. :Rasulullah melaksanakan sholat (idulAdha) di hari penyembelihan, lalu beliau menyembelih, kemudian beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka hendaknyha ia mengulangi penyembelihan sebagai ganti, barangsiapa yang belum menyembelih maka hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah". (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dari Barra' bin 'Azib, bahwa paman beliau bernama Abu Bardah menyembelih qurban sebelum sholat, lalu sampailah ihwal tersebut kepada Rasulullah s.a.w. lalu beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka ia telah menyembelih untuk dirinya sendiri dan barang siapa menyembelih setelah sholat maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah (tradisi) kaum muslimin"(H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadist Barra' bin 'Azib, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Pekerjaan yang kita mulai lakukan di hari ini (Idul Adha) adalah sholat lalu kita pulang dan menyembelih, barangsiapa melakukannya maka telah sesuai dengan ajaran kami, dan barangsiapa memulai dengan menyembelih maka sesungguhnya itu adalah daging yang ia persembahkan untuk keluarganya dan tidak ada kaitannya dengan ibadah"(H.R. Muslim).

Imam Nawawi menegaskan dalam syarah sahih Muslim bahwa waktu penyembelihan sebaiknya setelah sholat bersama imam, dan telah terjadi konsensus (ijma') ulama dalam masalah ini. Ibnu Mundzir juga menyatakan bahwa semua ulama sepakat mengatakan tidak boleh menyembelih sebelum matahari terbit.

Adapun setelah matahari terbit, Imam Syafi'i dll menyatakan bahwa sah menyembelih setelah matahari terbit dan setelah tenggang waktu kira-kira cukup untuk melakukan sholat dua rakaat dan khutbah. Apabila ia menyembelih pada waktu tersebut maka telah sah meskipun ia sholat ied atau tidak.

Imam Hanafi mengatakan: waktu penyembelihan untuk penduduk pedalaman yang jauh dari perkampungan yang ada masjid adalah terbitnya fajar, sedangkan untuk penduduk kota dan perkampungan yang ada masjid adalah setelah sholat iedul adha dan khutbah ied.

Imam Malik berkata: waktu penyembelihan adalah setelah sholat ied dan khutbah. Imam Ahmad berkata: waktunya adalah setelah sholat ied.Demikian, waktu penyembelihan berlanjut hingga akhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

Tidak ada dalil yang jelas mengenai batas akhir waktu penyembelihan dan semua didasarkan pada ijtihad, yaitu didasarkan pada logika bahwa pada hari-hari itu diharamkan berpuasa maka selayaknya itu menjadi waktu-waktu yang sah untuk menyembelih qurban.

Menyembelih di malam hari

Menyembelih hewan qurban di malam hari hukumnya makruh sesuai pendapat Imam Syafii. Bahkan menurut imam Malik dan Ahmad: menyembelih pada malam hari hukumnya tidak sah dan menjadi sembelihan biasa, bukan qurban.

Hewan yang disembelih:

Imam Nawawi dalam syarah sahih Muslim menegaskan telah terjadi ijma' ulama bahwa tidak sah melakukan qurban selain dengan onta, sapi dan kambing. Riwayat dari Ibnu Mundzir Hasan bin Sholeh mengatakan sah berqurban dengan banteng untuk tujuh orang dan dengan kijang untuk satu orang.

Adapun riwayat dari Bilal yang mengatakan: "Aku tidak peduli meskipun berqurban dengan seekor ayam, dan aku lebih suka memberikannya kepada yatim yang menderita daripada berqurban dengannya", maksudnya bahwa beliau melihat bahwa bersedekah dengan nilai qurban lebih baik dari berqurban. Ini pendapat Malik dan Tsauri. Begitu juga riwayat sebagian sahabat yang membeli daging lalu menjadikannya qurban, bukanlah menunjukkan boleh berqurban dengan membeli daging, melainkan itu sebagai contoh dari mereka bahwa qurban bukan wajib melainkan sunnah.

Makan daging qurban

Hukum memakan daging qurban yang dilakukan untuk dirinya sendiri, apabila qurban yang dilakukan adalah nadzar maka haram hukumnya memakan daging tersebut dan ia harus menyedekahkan semuanya. Adapun qurban biasa, maka dagingnya dibagi tiga, sepertiga untuk dirinya dan keluarganya, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan.

Membagi tiga ini hukumnya sunnah dan bukan merupakan kewajiban. Qatadah bin Nu'man meriwayatkan Rasulullah bersabda:"Dulu aku melarang kalian memakan daging qurban selama tiga hari untuk memudahkan orang yang datang dari jauh, tetapi aku telah menghalalkannya untuk kalian, sekarang makanlah, janganlah menjual daging qurban dan hadyu, makanlah, sedekahkanlah dan ambilah manfaat dari kulitnya dan janganlah menjualnya, apabila kalian mengharapkan dagingnya maka makanlah sesuka hatimu"(H.R. Ahmad).

Sebaiknya dalam dalam melakukan qurban, pelakunyalah yang menyembelih dan tidak mewakilkannya kepada orang lain. Apabila ia mewakilkan kepada orang lain maka sebaiknya ia menyaksikan.

- Muhammad Niam (Pesantren Virtual)


Hakekat dan Makna Ibadah Qurban


Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah (الأضحية) yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.

Mempersembahkan persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an disebutkan Qurtubi meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga ia menolak untuk melakukan pernikahan itu dan berharap bisa menikahi saudari kembarnya yang cantik. Lalu mereka sepakat untuk mempersembahkan qurban kepada Allah, siapa yang diterima qurbannya itulah yang akan diambil pendapatnya dan dialah yang benar di sisi Allah. Qabil mempersembahkan seikat buah-buahan dan habil mempersembahkan seekor domba, lalu Allah menerima qurban Habil.

Qurban ini juga dikenal oleh umat Yahudi untuk membuktikan kebenaran seorang nabi yang diutus kepada mereka, sehingga tradisi itu dihapuskan melalui perkataan nabi Isa bin Maryam.Tradisi keagamaan dalam sejarah peradaban manusia yang beragam juga mengenal persembahan kepada Tuhan ini, baik berupa sembelihan hewan hingga manusia. Mungkin kisah nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya adalah salah satu dari tradisi tersebut.

Dalam al-Qur'an dikisahkan:

37. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

37. 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

37. 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

37. 105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.

37. 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

37. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Sesudah nyata kesabaran dan keta'atan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing).

Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.

Persembahan suci dengan menyembelih atau mengorbankan manusia juga dikenal peradaban Arab sebelum Islam. Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul Mutalib, kakek Rasululluah, pernah bernadzar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu jatuhlah undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah. Mendengar itu kaum Quraish melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul Mutalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta. Karena kisah ini pernah suatu hari seorang badui memanggil Rasulullah "Hai anak dua orang sembelihan" beliau hanya tersenyum, dua orang sembelihan itu adalah Ismail dan Abdullah bin Abdul Mutalib.

Begitu juga persembahan manusia ini dikenal oleh tradisi agama pada masa Mesir kuno, India, Cina, Irak dan lainnya. Kaum Yahudi juga mengenal qurban manusia hingga Masa Perpecahan. Kemudian lama-kelamaan qurban manusia diganti dengan qurban hewan atau barang berharga lainnya. Dalam sejarah Yahudi, mereka mengganti qurban dari menusia menjadi sebagian anggota tubuh manusia, yaitu dengan hitan. Kitab injil penuh dengan cerita qurban. Penyaliban Isa menurut umat Nasrani merupakan salah satu qurban teragung. Umat Katolik juga mengenal qurban hingga sekarang berupa kepingan tepung suci. Pada masa jahilyah Arab, kaum Arab mempersembahkan lembu dan onta ke Ka'bah sebagai qurban untuk Tuhan mereka.

Ketika Islam turun diluruskanlah tradisi tersebut dengan ayat Allah:5. 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram [390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya [391], dan binatang-binatang qalaa-id [392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.

Islam mengakui konsep persembahan kepada Allah berupa penyembelihan hewan, namun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bersih dari unsur penyekutuan terhadap Allah. Islam memasukkan dua nilai penting dalam ibadah qurban ini, yaitu nilai historis berupa mengabadikan kejadian penggantian qurban nabi Ibrahim dengan seekor domba dan nilai kemanusiaan berupa pemberian makan dan membantu fakir miskin pada saat hari raya. Dalam hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah ditanyai "untuk aapa sembelihan ini?" belian menjawab: "Ini sunnah (tradisi) ayah kalian nabi Ibrahim a.s." lalu sahabat bertanya:"Apa manfaatnya bagi kami?" belau menjawab:"Setiap rambut qurban itu membawa kebaikan" sahabat bertanya: "Apakah kulitnya?" beliau menjawab: "Setiap rambut dari kulit itu menjadi kebaikan".

Qurban juga ditujukan untuk memberi makan jamaah haji dan penduduk Makkah yang menunaikan ibadah haji. Dalam surah al-Hajj ditegaskan"

22. 34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).Begitu juga dijelaskan:

22. 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [985]. "Unta yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.

22. 28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak [987]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. [986]. "Hari yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. [987].

Dalil-dalil qurban:

1. Firman Allah dalam surah al-Kauthar: "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah". Ayat ini boleh dijadikan dalil disunnahkannya qurban dengan asumsi bahwa ayat tersebut madaniyyah, karena ibadah qurban mulai diberlakukan setelah beliau hijrah ke Madinah.

2. Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a.:"Rasulullah berqurban dengan dua ekor domba gemuk bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau dengan membaca bismillah dan takbir, beliau menginjakkan kakinya di paha domba".

Hukum Qurban:

1. Mayoritas ulama terdiri antar lain: Abu Bakar siddiq, Uamr bin Khattab, Bilal, Abu Masud, Said bin Musayyab, Alqamah, Malik, Syafii Ahmad, Abu Yusuf dll. Mengatakan Qurban hukumnya sunnah, barangsiapa melaksanakannya mendapatkan pahala dan barang siapa tidak melakukannya tidak dosa dan tidak harus qadla, meskipun ia mampu dan kaya.Qurban hukumnya sunnah kifayah kepada keluarga yang beranggotakan lebih satu orang, apabila salah satu dari mereka telah melakukannya maka itu telah mencukupi. Qurban menjadi sunnah ain kepada keluarga yang hanya berjumlah satu orang. Mereka yang disunnah berqurban adalah yang mempunyai kelebihan dari kebutuhan sehari-harinya yang kebutuhan makanan dan pakaian.

2. Riwayat dari ulama Malikiyah emngatakan qurban hukumnya wajib bagi mereka yang mampu.

Adakah nisab qurban?

Para ulama berbeda pendapat mengenai ukuran seseorang disunnahkan melakukan qurban. Imam Hanafi mengatakan barang siapa mempunyai kelebihan 200 dirham atau memiliki harta senilai itu, dari kebutuhan tinggal, pakaian dan kebutuhan dasarnya.

Imam Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia bisa membelinya dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari hutang yang ia mampu membayarnya.

Imam Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu qurban adalah apabila ia mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak memerlukan uang tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama setahun. Apabila tahun itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak disunnahkan berqurban.

Imam Syafii mengatakan: ukuran mampu adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.

Keutamaan qurban:

1. Dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Amal yang paling disukai Allah pada hari penyembelihan adalah mengalirkan darah hewan qurban, sesungguhnya hewan yang diqurbankan akan datang (dengan kebaikan untuk yang melakukan qurban) di hari kiamat kelak dengan tanduk-tanduknya, bulu dan tulang-tulangnya, sesunguhnya (pahala) dari darah hewan qurban telah datang dari Allah sebelum jatuh ke bumi, maka lakukanlah kebaikan ini". (H.R. Tirmidzi).

2. Hadist Ibnu Abbas Rasulullah bersabda:"Tiada sedekah uang yang lebuh mulia dari yang dibelanjakan untuk qurban di hari raya Adha"(H.R. Dar Qutni).

Waktu penyembelihan Qurban

Dari Jundub r.a. :Rasulullah melaksanakan sholat (idulAdha) di hari penyembelihan, lalu beliau menyembelih, kemudian beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka hendaknyha ia mengulangi penyembelihan sebagai ganti, barangsiapa yang belum menyembelih maka hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah". (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dari Barra' bin 'Azib, bahwa paman beliau bernama Abu Bardah menyembelih qurban sebelum sholat, lalu sampailah ihwal tersebut kepada Rasulullah s.a.w. lalu beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka ia telah menyembelih untuk dirinya sendiri dan barang siapa menyembelih setelah sholat maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah (tradisi) kaum muslimin"(H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadist Barra' bin 'Azib, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Pekerjaan yang kita mulai lakukan di hari ini (Idul Adha) adalah sholat lalu kita pulang dan menyembelih, barangsiapa melakukannya maka telah sesuai dengan ajaran kami, dan barangsiapa memulai dengan menyembelih maka sesungguhnya itu adalah daging yang ia persembahkan untuk keluarganya dan tidak ada kaitannya dengan ibadah"(H.R. Muslim).

Imam Nawawi menegaskan dalam syarah sahih Muslim bahwa waktu penyembelihan sebaiknya setelah sholat bersama imam, dan telah terjadi konsensus (ijma') ulama dalam masalah ini. Ibnu Mundzir juga menyatakan bahwa semua ulama sepakat mengatakan tidak boleh menyembelih sebelum matahari terbit.

Adapun setelah matahari terbit, Imam Syafi'i dll menyatakan bahwa sah menyembelih setelah matahari terbit dan setelah tenggang waktu kira-kira cukup untuk melakukan sholat dua rakaat dan khutbah. Apabila ia menyembelih pada waktu tersebut maka telah sah meskipun ia sholat ied atau tidak.

Imam Hanafi mengatakan: waktu penyembelihan untuk penduduk pedalaman yang jauh dari perkampungan yang ada masjid adalah terbitnya fajar, sedangkan untuk penduduk kota dan perkampungan yang ada masjid adalah setelah sholat iedul adha dan khutbah ied.

Imam Malik berkata: waktu penyembelihan adalah setelah sholat ied dan khutbah. Imam Ahmad berkata: waktunya adalah setelah sholat ied.Demikian, waktu penyembelihan berlanjut hingga akhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

Tidak ada dalil yang jelas mengenai batas akhir waktu penyembelihan dan semua didasarkan pada ijtihad, yaitu didasarkan pada logika bahwa pada hari-hari itu diharamkan berpuasa maka selayaknya itu menjadi waktu-waktu yang sah untuk menyembelih qurban.

Menyembelih di malam hari

Menyembelih hewan qurban di malam hari hukumnya makruh sesuai pendapat Imam Syafii. Bahkan menurut imam Malik dan Ahmad: menyembelih pada malam hari hukumnya tidak sah dan menjadi sembelihan biasa, bukan qurban.

Hewan yang disembelih:

Imam Nawawi dalam syarah sahih Muslim menegaskan telah terjadi ijma' ulama bahwa tidak sah melakukan qurban selain dengan onta, sapi dan kambing. Riwayat dari Ibnu Mundzir Hasan bin Sholeh mengatakan sah berqurban dengan banteng untuk tujuh orang dan dengan kijang untuk satu orang.

Adapun riwayat dari Bilal yang mengatakan: "Aku tidak peduli meskipun berqurban dengan seekor ayam, dan aku lebih suka memberikannya kepada yatim yang menderita daripada berqurban dengannya", maksudnya bahwa beliau melihat bahwa bersedekah dengan nilai qurban lebih baik dari berqurban. Ini pendapat Malik dan Tsauri. Begitu juga riwayat sebagian sahabat yang membeli daging lalu menjadikannya qurban, bukanlah menunjukkan boleh berqurban dengan membeli daging, melainkan itu sebagai contoh dari mereka bahwa qurban bukan wajib melainkan sunnah.

Makan daging qurban

Hukum memakan daging qurban yang dilakukan untuk dirinya sendiri, apabila qurban yang dilakukan adalah nadzar maka haram hukumnya memakan daging tersebut dan ia harus menyedekahkan semuanya. Adapun qurban biasa, maka dagingnya dibagi tiga, sepertiga untuk dirinya dan keluarganya, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan.

Membagi tiga ini hukumnya sunnah dan bukan merupakan kewajiban. Qatadah bin Nu'man meriwayatkan Rasulullah bersabda:"Dulu aku melarang kalian memakan daging qurban selama tiga hari untuk memudahkan orang yang datang dari jauh, tetapi aku telah menghalalkannya untuk kalian, sekarang makanlah, janganlah menjual daging qurban dan hadyu, makanlah, sedekahkanlah dan ambilah manfaat dari kulitnya dan janganlah menjualnya, apabila kalian mengharapkan dagingnya maka makanlah sesuka hatimu"(H.R. Ahmad).

Sebaiknya dalam dalam melakukan qurban, pelakunyalah yang menyembelih dan tidak mewakilkannya kepada orang lain. Apabila ia mewakilkan kepada orang lain maka sebaiknya ia menyaksikan.

Kamis, 04 November 2010

MENYIKAPI MUSIBAH BENCANA

OLEH : MOH. SAFRUDIN
Sebagai agama sempurna, Islam memberikan pedoman lengkap guna menyikapi segala macam peristiwa, baik suka
maupun duka. Sabda Nabi SAW,”Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua keadaannya baik
baginya, dan itu tidak terjadi pada siapa pun kecuali pada orang mukmin. Jika dia mendapat kelapangan dia bersyukur,
maka itu baik baginya. Jika dia ditimpa kesulitan dia bersabar, maka itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).

Pedoman Islam itu antara lain menyangkut bagaimana menyikapi musibah. Oleh ulama musibah didefinisikan sebagai
“segala apa yang dibenci yang terjadi pada manusia” (kullu makruuhin yahullu bi al-insan) (Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-
Wasith, h. 527). Musibah gempa bumi DIY dan Jateng 27 Mei 2006 lalu benar-benar telah melahirkan berbagai hal yang
dibenci, seperti robohnya rumah, kematian anggota keluarga, rusaknya perabotan, dan sebagainya.

Bagaimana pedoman Islam dalam menyikapi musibah seperti ini? Bagi shahibul musibah (yang terkena musibah) Islam
memberikan pedoman sikap antara lain :
1. IMAN DAN RIDHO TERHADAP KETENTUAN (QADAR) ALLAH

Kita wajib beriman bahwa musibah apa pun seperti gempa bumi, banjir, wabah penyakit, sudah ditetapkan Allah SWT
dalam Lauhul Mahfuzh. Kita pun wajib menerima ketentuan Allah ini dengan lapang dada (ridho). Allah SWT berfirman :

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57]
: 22)

Maka dari itu, tidak benar kalau orang berkata gempa Yogya ini terjadi lantaran Nyi Roro Kidul marah. Yang benar,
bencana ini adalah ketentuan Allah, bukan ketentuan Nyi Roro Kidul.

Kita pun wajib menerima taqdir Allah ini dengan rela, bukan dengan menggerutu atau malah menghujat Allah SWT.
Misalnya dengan berkata,”Ya Allah, mengapa harus aku? Apa dosaku ya Allah?” Hujatan terhadap Allah Azza wa Jalla
ini sungguh kurang ajar dan tidak sepantasnya, sebab Allah SWT berfirman :

“Dia [Allah] tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (QS al-Anbiyaa` [21] : 23)

2. SABAR MENGHADAPI MUSIBAH

Sabar, menurut Imam Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain, adalah menahan diri terhadap apa-apa yang Anda benci (alhabsu
li an-nafsi ‘alaa maa takrahu). Sikap inilah yang wajib kita miliki saat kita menghadapi musibah. Selain itu,
disunnahkan ketika terjadi musibah, kita mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ). Allah SWT
berfirman :

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” . (QS al-Baqarah [2] : 155-156)

Dengan demikian, sabarlah ! Jangan sampai kita meninggalkan sikap sabar dengan berputus asa atau berprasangka
buruk seakan Allah tidak akan memberikan kita kebaikan di masa depan. Ingat, putus asa adalah su`uzh-zhann billah
(berburuk sangka kepada Allah) ! Su`uzh-zhann kepada manusia saja tidak boleh, apalagi kepada Allah.

Memang, orang yang tertimpa musibah mudah sekali terjerumus ke dalam sikap putus asa (QS 30 : 36). Namun Allah
SWT menegaskan, sikap itu adalah sikap kufur, sebagaimana firman-Nya :

“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf [12] : 87) .

3. MENGETAHUI HIKMAH DI BALIK MUSIBAH

Seorang muslim yang mengetahui hikmah (rahasia) di balik musibah, akan memiliki ketangguhan mental yang
sempurna. Berbeda dengan orang yang hanya memahami musibah secara dangkal hanya melihat lahiriahnya saja.
Mentalnya akan sangat lemah dan ringkih, mudah tergoncang oleh sedikit saja cobaan duniawi.

Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda Rasulullah SAW :

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus
sebagian dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok akibat gempa, tergolong orang yang mati syahid. Sabda Nabi SAW :

“Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan; (1) orang yang terkena wabah penyakit tha’un, (2) orang yang
terkena penyakit perut (disentri, kolera, dsb), (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang tertimpa tembok/bangunan, dan
The house of Khilafah1924.org
http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 1 November, 2010, 11:29
(5) orang yang mati syahid dalam perang di jalan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-tiap dosanya, kecuali utang.” (HR Muslim).

Hikmah lainnya ialah, jika anak-anak muslim meninggal, kelak mereka akan masuk surga. Sabda Nabi SAW :

“Anak-anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke dalam surga.” (HR Ahmad)

4. TETAP BERIKHTIAR

Maksud ikhtiar, ialah tetap melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan menghindarkan diri dari bahayabahaya
yang muncul akibat musibah. Jadi kita tidak diam saja, atau pasrah berpangku tangan menunggu bantuan
datang.

Beriman kepada ketentuan Allah tidaklah berarti kita hanya diam termenung meratapi nasib, tanpa berupaya mengubah
apa yang ada pada diri kita. Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri.” (QS ar-Ra’du [13] : 11)

Ketika terjadi wabah penyakit di Syam, Umar bin Khattab segera berupaya keluar dari negeri tersebut. Ketika
ditanya,”Apakah kamu hendak lari dari taqdir Allah?” maka Umar menjawab,”Ya, aku lari dari taqdir Allah untuk menuju
taqdir Allah yang lain.”

Rasulullah SAW pun memberi petunjuk bahwa segala bahaya (madharat) wajib untuk dihilangkan. Misalnya ketiadaan
logistik, tempat tinggal, masjid, sekolah, dan sebagainya. Nabi SAW bersabda,”Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi
diri sendiri dan bahaya bagi orang lain.” (HR Ibnu Majah)

5. MEMPERBANYAK BERDOA DAN BERDZIKIR

Dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir bagi orang yang tertimpa musibah. Orang yang mau berdoa dan berdzikir
lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang tidak mau atau malas berdoa dan berdizikir. Rasululah SAW mengajarkan
doa bagi orang yang tertimpa musibah : “Allahumma jurnii fii mushiibatii wa akhluf lii khairan minhaa (Ya Allah, berilah
pahala dalam musibahku ini, dan berilah ganti bagiku yang lebih baik daripadanya.) (HR Muslim)

Dzikir akan dapat menenteramkan hati orang yang sedang gelisah atau stress. Allah SWT berfirman :

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’du [13] : 28)

Dzikir yang dianjurkan misalnya bacaan istighfar,”Astaghfirullahal ‘azhiem”. Sabda Nabi SAW :

“Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan membebaskannya dari kesedihan, akan memberinya jalan
keluar bagi kesempitannya, dan akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (HR. Abu Dawud).

6. BERTAUBAT

Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah, melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya. Maka sudah
seharusnya, dia bertaubat nasuha kepada Allah SWT. Orang yang tak mau bertaubat setelah tertimpa musibah, adalah
orang sombong dan sesat. Allah SWT berfirman :

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar.” (QS asy-Syuura [42] : 30)

Sabda Nabi SAW “Setiap anak Adam memiliki kesalahan (dosa). Dan sebaik-baik orang yang bersalah, adalah orang
yang bertaubat.” (HR at-Tirmidzi).

Bertaubat nasuha rukunnya ada 3 (tiga). Pertama, menyesali dosa yang telah dikerjakan. Kedua, berhenti dari perbuatan
dosanya itu. Ketiga, ber-azam (bertekad kuat) tidak akan mengulangi dosanya lagi di masa datang. Jika dosanya
menyangkut hubungan antar manusia, misalnya belum membayar utang, pernah menggunjing seseorang, pernah
menyakiti perasaan orang, dan sebagainya, maka rukun taubat ditambah satu lagi, yaitu menyelesaikan urusan sesama
manusia dan meminta maaf.

7. TETAP ISTIQOMAH PADA ISLAM

Dalam setiap musibah, selalu ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkannya untuk tujuan jahat. Misalkan saja upaya
kotor berupa Kristenisasi. Caranya adalah dengan memberikan bantuan logistik, medis, uang, rumah, dan sebagainya.

The house of Khilafah1924.org
http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 1 November, 2010, 11:29
Tapi semuanya itu tidaklah diberikan dengan tulus, melainkan ada maksud keji di baliknya. Ujung-ujungnya, orang-orang
kafir itu ingin sekali memurtadkan orang Islam menjadi orang Kristen. Na`uzhu billah min dzalik.

Di sinilah seorang muslim dituntut untuk bersikap istiqamah, yaitu konsisten di atas satu jalan dengan mengamalkan
kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan (mulazamah al-thariq bi fi’li al-wajibat wa tarki al-manhiyyat).
Allah SWT mewajibkan kita istiqamah :

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang telah taubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS
Huud [11] : 112)

Muslim yang murtad (keluar dari agama Islam) dan menjadi pemeluk Kristen, sungguh telah tertipu mentah-mentah
dunia akhirat. Allah SWT berfirman :

“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang siasia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah
[2] : 217)

Karena itu wajiblah bagi kita untuk terus istiqamah mempertahankan keislaman kita. Jangan mudah tergiur oleh bujuk
rayu setan berbentuk manusia itu. Jangan mati kecuali tetap memegang teguh agama Islam. Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali ‘Imraan [3] : 102)

Khatimah

Demikianlah atara lain pedoman Islam dalam menyikapi musibah. Khususnya bagi shahibul musibah (yang terkena
musibah). Dengan berpegang teguh dengan pedoman-pedoman Islam di atas, mudah-mudahan Allah SWT akan
memberikan rahmat, hidayah, dan ‘inayah-Nya kepada kita semua. Amin ! [ ]

Selasa, 02 November 2010

JIKA INGIN JADI KEPALA DAERAH HARUS PUNYA BANYAK UANG

Oleh : Moh. Safrudin,S.Ag, M.PdI
(Ketua Departemen Idiologi dan Agama GP. ANSOR Sultra Peneliti Sangia Institut)
Antara uang dan jabatan politik, akhir-akhir ini sudah tampak menyatu. Keduanya ternyata sudah tidak bisa dipisahkan. Tidak pernah terdengar, ada jabatan politik diperoleh secara gratis. Siapapun yang akan menjadi bupati, wali kota, gubernur, anggota DPR atau DPRD, selalu menggunakan uang. Setidak-tidaknya, uang tersebut digunakan biaya kampanye, dan bahkan tidak sedikit untuk apa yang disebut dengan istilah money politic.
Padahal perkawinan antara uang dan jabatan politik selalu akan melahirkan anak, yang disebut dengan korupsi. Logika ini sangat mudah dipahami. Orang yang telah mengeluarkan uang banyak , apalagi setelah itu berkuasa, maka akan menggunakan kekuasaannya, ----- dengan berbagai cara, untuk mengembalikan uang yang telah dikeluarkan sebelumnya itu.
Oleh karena itu terasa menjadi aneh, pemerintah sedemikian gencar memberantas korupsi, tetapi belum terdengar usaha serius mencegah penggunaan politik uang. Bahkan banyak komentar yang mengatakan bahwa gejala itu adalah wajar, di mana-mana terjadi. Mereka mengatakan bahwa gejala itu wajar sebagai resiko berdemokrasi. Jika statemen itu dibenarkan, maka alangkah buruknya sebenarnya system demokrasi itu. Orang, dengan demikian, akan menyebut bahwa demokrasi yang dicita-citakan, sebenarnya hanya akan melahirkan masyarakat korup.
Untuk mengatasi hal yang demikian, maka perlu dicari jalan keluar, bagaimana agar demokrasi yang dicita-citakan, tidak melahirkan budaya korup yang sangat dibenci itu. Jika tidak dilakukan, maka akan terjadi suasana yang sangat eronis. Pada satu sisi kita sangat membenci korupsi, akan tetapi pada waktu yang bersamaan telah menciptakan system yang melahirkan budaya korupsi.
Siapapun sangat sedih sehari-hari mendengar adanya bupati, wali kota, anggota DPR, DPRD, pimpinan BUMN, bahkan juga Gubernur atau orang yang pernah menjabat sebagai menteri, ternyata menjadi tersangka dan kemudian masuk penjara. Jumlah mereka itu sudah ratusan orang. Sehingga jika menggunakan teori gunung es, ------ fenomena seperti itu, maka sebenarnya yang terjadi adalah jauh lebih besar dari sekedar yang tampak itu.
Artinya sangat mungkin, selama ini sebenarnya banyak orang yang melakukan korupsi, namun karena masih beruntung, mereka belum ketahuan dan tertangkap, maka masih bebas. Dengan system itu, yang membedakan antara mereka yang korupsi dengan yang bukan, hanyalah waktu dan keberuntungan. Sebagian mereka sudah ditangkap, sementara lainnya beruntung belum ketahuan Mereka yang belum ditangkap, bukan berarti tidak melakukan hal yang sama.
Oleh karena korupsi adalah anak dari hasil perkawinan antara uang dan jabatan politik, maka semestinya perkawinan keduanya itu harus dilarang keras. Adalah sangat tidak logis, sehari-hari memberantas korupsi, tetapi pada waktu yang bersamaan, di mana-mana berlangsung perkawinan antara keduanya yang akan melahirkan kejahatan itu. Melarang berpolitik dengan uang memang sulit. Akan tetapi, bagaimana pun harus dicegah hingga berhasil. Memberantas perkawinan antara uang dan jabatan politik, maka sama pentingnya dengan memberantas korupsi.
Rasanya sangat sedih mendengar banyak tokoh, yang selama itu mereka dikenal sebagai orang yang baik, memiliki integritas yang tinggi, tulus, akan tetapi kemudian, terdengar mereka menjadi tersangka. Hampir tiap hari muncul berita, seorang tokoh besar masuk penjara. Tidak bisa terbayangkan, alangkah sedih dan besarnya penderitaan yang harus diterima oleh para tokoh itu, setelah dijadikan sebagai tersangka dan apalagi masuk penjara. Nama mereka akan hancur, dan demikian pula nama isteri, anak, keluarga, dan bahkan juga para pengikutnya akan kecewa.
Saya termasuk orang yang sangat membenci tindakan korupsi. Sehari-hari selalu berpikir dan berusaha memberikan ketauladanan agar tidak terjadi tindakan yang merugikan rakyat dan memalukan itu. Akan tetapi jika mendengar ada orang yang selama itu saya kenal baik, seorang gubernur, mantan menteri, bupati, wali kota, anggota DPR dan ternyata menjadi tersangka, maka terasa sangat sedih. Mendengar peristiwa itu, saya selalu khawatir, jangan-jangan kejadian itu hanya karena system yang dikembangkan di negeri selama ini, dan bukan oleh karena kejahatan mereka.
Kesedihan mendalam saya rasakan, mungkin oleh karena terkait dengan tugas saya sehari-hari sebagai seorang guru. Sebagai seorang pendidik, selalu merasakan betapa beratnya tugas itu dilaksanakan. Sehari-hari berpikir, bagaimanak agar suatu ketika berhasil melahirkan orang cerdas dan atau pintar sehingga kelak bisa mengabdi untuk membangun negara dan bangsa. Orang pintar yang kebetulan berhasil menduduki posisi strategis, saya bayangkan betapa mahal harganya. Oleh karena itu, rasanya menjadi sangat sedih, ternyata kemudian yang bersangkutan hanya menjadi isi penjara. Apalagi hal itu hanya merupakan korban dari system yang dijalankan.
Oleh karena itu, melarang keras terjadinya perkawinan antara uang dan jabatan politik jauh lebih penting dan mendesak daripada memberantas korupsi itu sendiri. Apalagi batas yang korup dan yang tidak, sementara ini masih sangat tipis sekali. Selain itu semestinya, harus dihindari memperlakukan orang secara tergesa-gesa. Record yang bersangkutan perlu dilihat secara cermat.
Tatkala seseorang dituduh atau bahkan disangka korupsi, maka yang perlu dilihat secara cermat adalah, apakah yang bersangkutan hanya sebatas menjadi korban dari system, ataukan memang benar-benar melakukan kejahatan. Harus dibedakan antara sebagai korban sistem, kesalahan, dan kejahatan itu. Tindakan kejahatan harus dihukum, siapapun akan sepakat.Akan tetapi berbeda dengan itu, adalah sebagai korban system, atau sebatas melakukan kesalahan. Sebagai korban system atau kesalahan, maka tindakan yang lebih tepat adalah meluruskannya.
Memberantas korupsi, tetapi mentoleransi lahirnya gejala itu, maka sama halnya dengan membersihkan air di lantai, karena rumahnya bocor, sementara genteng atau atap yang jebol tidak pernah diperbaiki. Sebenarnya, jika cerdas, memperbaiki atap yang bocor jauh lebih mendesak daripada membersihkan air di lantai itu. Menyelesaikan persoalan yang terkait dengan orang, garus cermat dan hati-hati. Manusia memiliki harkat dan martabat yang harus dijaga oleh siapapun.
Orang jahat ketika dihukum akan menyadari atas kejahatannya itu, sehingga akan jera dan tidak akan melakukan kejahatan lagi. Akan tetapi, menghukum orang, yang hanya karena kesalahan system atau kurang tepat dalam mengambil kebijakan, maka hanya akan melahirkan rasa sakit hati yang mendalam, kebencian, dan bahkan juga dendam yang berkepanjangan. Sikap-sikap seperti disebutkan terakhir ini, mestinya tidak boleh lahir dan ditumbuh-kembangkan di manapun, lebih-lebih di negeri yang kita cintai ini. Wallahu a’lam.