Rabu, 27 Januari 2010

MENUJU HIDUP SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT

orang tua kita bangga jika anak-anaknya sukses. Bahkan semua orang juga bangga jika mereka sukses. Setiap orang memiliki paradigma tersendiri tentang konsep sukses. Ada sebagian yang berpendapat sukses itu adalah jika hartanya sudah melimpah, pangkatnya sudah tinggi dan mentok, jodohnya cantik atau tampan, anak-anak-anaknya telah mapan, sekolahnya sudah sampai S3, gelarnya sudah berderet, dan seterusnya. Harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa mengaruniakan kepada kita kehati-hatian atas kesuksesan. Sebab, orang yang diuji dengan kegagalan ternyata lebih mudah berhasil dibandingkan mereka yang diuji dengan kesuksesan.
Banyak orang yang tahan menghadapi kesulitan, tapi sedikit orang yang tidak tahan ketika menghadapi kemudahan. Ada orang yang bersabar ketika tidak mempunyai harta, tapi banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri saat dikaruniai harta yang melimpah. Ternyata, harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.
Apa sebenarnya kesuksesan itu menurut Islam? Boleh jadi setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai kesuksesan. Namun secara sederhana, sukses bisa dikatakan sebagai keberhasilan akan tercapainya sesuatu yang telah ditargetkan. Dalam pandangan Islam, kesuksesan tidak sekadar aspek duniawi belaka, tapi menyentuh pula aspek ukhrawi.
Syarat disebut sukses, setidaknya ada lima hal. Yaitu:
1. Disebut sukses, apabila aktivitas yang kita lakukan menjadi suatu ibadah yang berpahala. Apalah artinya kita banyak berbuat kalau tidak bernilai ibadah yang berpahala.
2. Disebut sukses, apabila nama dan citra kita semakin baik. Apalah artinya kita mendapatkan uang, mendapatkan harta atau kedudukan kalau nama dan citra kita coreng-moreng.
3. Disebut sukses, apabila kita terus bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Apalah artinya jika harta bertambah, tetapi ilmu dan pahala tidak bertambah. Bila ini yang terjadi, kita hanya akan terjebak oleh harta yang kita miliki.
4. Disebut sukses, apabila kita dapat menjalin silaturahmi dengan orang lain, sehingga bertambah saudara. Apalah artinya mendapatkan uang dan kedudukan, tetapi musuh kita bertambah banyak. Dengan terjalin silaturahmi, insya Allah akan semakin banyak orang yang mencintai kita. Bila orang sudah cinta, maka ia akan mengerahkan ilmunya untuk menambah ilmu kita, mencurahkan wawasannya untuk mengembangkan wawasan kita, serta memberikan tenaga dan hartanya untuk melindungi kita.
5. Disebut sukses, apabila pekerjaan yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang besar kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya kepada manusia yang lain". Semakin banyak menjadi jalan kesuksesan bagi orang lain, maka semakin sukseslah diri kita.

Pada hakikatnya kesuksesan itu milik setiap orang. Yang menjadi masalah, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan kesuksesan itu. Setidaknya ada sembilan SOLUSI ISLAM untuk meraih kesuksesan. Kesembilan teknik ini harus ada semuanya, jika salah satu tidak ada, maka belum bisa dikatakan sebuah kesuksesan.
1. Mengenal siapa sebenarnya diri kita ini. Manusia yang mengenal siapa hakikat dirinya sendiri maka dia akan mengenal siapa yang menciptakan kita. Kita adalah HAMBA ALLAH, tugas kita adalah beriman dan beribadah kepada Allah. Kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
2. Menjalankan ibadah dengan benar. Ibadah adalah fondasi dari niat, fondasi dari track yang akan kita buat. Siapapun yang ingin membangun kesuksesan, ia harus memperbaiki ibadahnya. Perbaiki, terus perbaiki ibadah. Siapa yang akan membimbing kita jika ibadah kita buruk? Siapa yang akan melindungi kita dari ketergelinciran kalau ibadah kita tidak jalan? Bukankah Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang ibadahnya baik. Intinya, ibadah adalah fondasi yang akan membuat kita agar senantiasa terjaga dalam jalur yang tepat.
3. Menghiasi diri dengan akhlak baik. Akhlak yang baik adalah bukti dari ibadah yang benar. Apapun yang kita lakukan, kalau dilandasi akhlak yang buruk niscaya akan berakhir dengan kehancuran. Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu? Merespons segala sesuatu dengan sikap yang terbaik.
4. Memotifasi diri untuk belajar tiada henti. Karena itu, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah apakah kita menyukai belajar? Setiap hari masalah bertambah, kebutuhan bertambah, dan situasi berubah. Bagaimana mungkin kita menyikapi situasi yang terus berubah dengan ilmu yang tidak bertambah!
5. Membangkitkan semangat bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Curahan keringat tak selalu identik dengan kesuksesan. Berpikir cerdas adalah merupakan bagian dari kerja keras. Pada prinsipnya, sebuah hasil yang maksimal akan diraih bila kita mampu mengaktualisasikan ibadah, akhlak, dan ilmu kita dalam pekerjaan yang berkualitas.
6. Menghiasi hidup dengan kesahajaan dan kesederhanaan. Ini poin yang sangat penting. Banyak orang bekerja keras dan mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Bersahaja dan sederhana itu bukan miskin, bersahaja dan sederhana adalah menggunakan sesuatu sesuai keperluan. Dengan bersahaja dan sederhana kita akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tidak diperbudak keinginan.
7. Membantu sesama. Gemar membantu orang lain adalah tanda kesuksesan. Kita harus gigih agar kelebihan yang kita miliki dapat menjadi nilai tambah bagi sesama.
8. Membersihkan hati selalu. Bila hati kita berpenyakit, maka akan tumbuh rasa ujub, ria, sum'ah, takabur, dan lainnya. Kondisi ini akan membuat amal-amal kita tidak berarti; tidak indah lagi di dunia dan tidak berkah lagi untuk akhirat. Allah SWT berfirman, Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (QS. Asy-Syu'ara: 88-89).
9. Mensyukuri segala karunia Allah, dengan banyak bersedekah, membantu saudara kita yang membutuhkan bantuan dan banyak bersujud syukur atas limpahan rezeki dan kesuksesan yang melimpah ini.

Andaikata SOLUSI ISLAM ini kita lakukan dengan baik, Insya Allah akan berdampak untuk kesuksesan diri, berdampak pada lingkungan, berdampak pada masyarakat, berdampak pada negara, berdampak pada alam semesta dan pada saat yang sama berdampak pula pada kesuksesan kita di akhirat.

2 komentar:

  1. Assalamu 'alaikum Wr.Wb.
    Menarik apa yang disampaikan, saling berbagi nasihat. Semoga bermanfaat, dan memotivasi yang lain dalam amar makruf nahi munkar. Semoga Allah SWT meridhai. Amiin.

    (dari http://Cahayamu-abadi.Blogspot.com

    BalasHapus
  2. Rasulullah pernah bersabda: Apakah menurut kalian yang disebut orang kaya adalah yang banyak hartanya? sahabat menjawab: Ia wahai Rasulullah. Apakah menurut kalian yang disebut orang miskin adalah yang sedikit hartanya? Sahabat menjawab: Ia wahai Rasulullah. maka Beliau bersabda: Mereka Yang kaya adalah yang kaya hatinya, dan yang miskin adalah yang miskin hatinya. (HR. Ahmad)

    BalasHapus