Jumat, 27 Agustus 2010

NUZULUL QUR'AN DAN ILMU PENGETAHUAN

OLEH : MOH. SAFRUDIN, S.Ag, M.Pdi
Pada saat sedang memperingati hari pertama kali turun ayat al Qur’an atau disebut dengan nuzul al Qur’an, kita diingatkan tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Ayat pertama kali turun, yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw di guwa Hira’ adalah perintah membaca. Kalimat/kata iqra’ ( bacalah) adalah pintu atau jendela untuk mendapatkan dan atau memahami ilmu pengetahuan. Tidak akan didapat ilmu, tanpa lewat membaca.



Sedemikian penting kegiatan membaca bagi umat manusia, maka di antara asma’ul husna, atau nama-nama Tuhan yang disebut terlebih dahulu dalam al Qur’an adalah juga Yang Maha Pencipta atau al kholiq. Selain itu, ternyata Rasulullah, dalam al Qur’an juga dinyatakan untuk membaca ayat-ayat Allah. Sehingga, antara perintah membaca (iqra’), al kholiq, dan juga tilawah yaitu tugas yang disebutkan pertama kali dalam al Qur’an.



Dengan demikian, semua yang disebutkan pertama kali, baik ayat yang pertama kali turun, asma’ul husna, dan juga bagian dari tugas-tugas nabi adalah terkait dengan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu tampaknya, ilmu pengetahuan dalam ajaran Islam diletakkan pada posisi yang amat vital dan atau mendasar.



Pandangan semacam itu tentu tidak sulit dipahami, bahwa Islam sebenarnya bukan semata-mata mengajarkan agama, sebagaimana agama-agama lainnya. Islam, jika mengacu pada al Qur’an dan juga sejarah nabi, adalah sebuah ajaran tentang kehidupan secara menyeluruh yang berasal dari Tuhan sebagai jalan menuju keselamatan, kebahagiaan, dan kesempurnaamn baik di dunia maupun di akherat.



Islam sebagai pandangan hidup, yang hendaknya mewarnai baik pikiran, perasaan dan tindakan kaum muslimin, maka dimulai Dari ilmu pengetahuan. Cara berpikir seseorang akan berubah dan bahkan juga terbentuk atas dasar wawasan keilmuannya. Oleh karena itu, maka ilmu pengetahuan dalam Islam menjadi sangat penting dan mendasar.



Islam tidak membolehkan seseorang untuk sekedar melakukan peniruan, imitasi, atau dalam bahasa lain adalah bertaqlid. Islam menghargai kreativitas, olah pikir, dan atau penemuan-penemuan baru. Islam menghargai dan bahkan menjunjung tinggi orang-orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan seseorang yang mempermudah orang lain jalan menuju ilmu, oleh Allah akan dimudahkan jalan mereka menuju ke surga.



Dengan demikian, atas inspirasi dan juga petunjuk dari ayat-ayat al Qur’an, semestinya umat Islam di muka bumi ini selalu berada di posisi depan, di atas, dan atau selalu mengawali pada setiap kemajuan. Namun ternyata dalam tataran empirik, umat Islam di berbagai belahan dunia justru tertinggal dari umat lainnya.



Umat Islam, yang juga dipelopori oleh para cendekiawannya masih sibuk membedakan antara ilmu umum dan ilmu agama, berseminar tentang apakah ilmu pengetahuan relevan dengan Islam dan atau kegiatan sejenisnya ini. Sudah selama ini nyata-nyata ketinggalan, bukan kemudian segera mengubah pandangan, dan kemudian melihat kembali pesan-pesan kitab suci yang dijadikan pegangan, terkait dengan ilmu pengetahuan ini.



Semestinya, dengan petunjuk al Qur’an dan juga hadits nabi tersebut, umat Islam yang diawali oleh para pemimpinnya, segera membangun lembaga-lembaga penelitian, pusat-pusat riset yang menghasilkan temuan-temuan baru, baik di bidang ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu social, dan humaniora. Sebab hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan saja, umat Islam akan mampu bersaing dengan umat lainnya yang lebih maju terlebih dahulu.



Kesadaran seperti ini, semstinya dalam momentum peringatan nuzul al Qur’an perlu dikembangkan. Sehingga dengan cara itu akan lahir pada setiap komunitas muslim, semangat untuk menaggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya, dengan ilmu pengetahuan itu, kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan kaum muslimin yang dirasakan selama ini, pada saatnya akan berhasil diatasi.



Memang sebenarnya pintu kemajuan dan kemenengan dalam pentas dunia ini adalah ilmu. Bahwa, ternyata kekalahan kaum muslimin yang dirasakan selama ini, adalah diawali dari kekalahannya dalam menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka Al Qur’an, ayat yang pertama kali turun, mengingatkan tentang membaca, yang hal itu adalah sebagai pintu menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar